Kerajaan Islam Di Nusantara
KERAJAAN – KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
1. Kerajaan Samudera Pasai
a.
Letak geografis
Letak geografis terletak di Pantai Timur
Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional
(Selat Malaka).
b.
Kehidupan politik
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah
Nazimuddin al-Kamil (berasal dari Mesir) yang membawa Kerajaan Samudera Pasai
menjadi berkembang cukup pesat. Raja pertama Samudera Pasai adalah Marah Silu
(Malik as-Saleh). Ia meninggal lalu digantikan oleh putranya yang bernama Mailk
ath-Thahir.
c.
Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang
strategis, mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia
maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar - bandar yang digunakan
untuk:
1.
Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
2.
Mengurus masalah – masalah perkapalan
3.
Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
4.
Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia
d.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam
pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di
negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
e.
Kehidupan Budaya
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai
penghasil karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf
Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa
Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab
Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Melayu.
f.
Faktor kemajuan
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan
Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus
incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai
oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan Samudera Pasai :
1.
Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara,
2.
Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis,
3.
Setelah Sultan Malik at-Thahir meninggal, tidak ada yang menggantikan
sehingga penyebaran agama Islam diambil kerajaan Aceh.
2. Kerajaan Aceh
a.
Letak Geografis
Letak geografis terletak di Pulau Sumatera
bagian utara dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.
b.
Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan
sipil dan pemerintahan atas dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh adalah Ali
Munghayat Syah. Raja yang pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali
Mughayat Syah, Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar Muda,
Sultan Iskandar Thani.
c.
Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh
berkembang pesat. Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh
atas daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor
ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan
bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada yang dihasilkan di
daerah itu.
d.
Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis
pada jabatan struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka
yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial
tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa
daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk
pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan.
Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi
Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari,
yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan
sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting adalah para orang kaya yang
menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang
terpenting adalah lada.
e.
Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi
Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling
barat pulau Sumatera ini. Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan
mereka sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu,
para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam
yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan
Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti
Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada
awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran
Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin
karya Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam pembentukan
tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat
Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Sejarah Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan
masyarakat Aceh.
f.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan
ini adalah :
1.
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.
2.
Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.
3.
Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang baik.
4.
Aceh kaya akan tanaman lada.
5.
Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.
6.
Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke Aceh.
Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi
Mekah.
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan ini adalah :
1.
Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2.
Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3.
Permushan antara kaum muda.
4.
Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
3. Kerajaan Demak
a.
Letak Geografis
Letaknya di daerah Jawa Tengah dan menjadi
kerajaan Islam pertama di Jawa.
b.
Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden
Patah, dimana selama pemerintahannya kerajaan Demak berkembang dengan pesat
sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam.
c.
Kehidupan ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai
kerajaan maritim, menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah
penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian
barat. Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim karena
didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.
d.
Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Demak diatur oleh
hukum-hukum Islam, namun juga masih menerima tradisi lama. Dengan demikian,
muncul sistem kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh Islam.
e.
Kehidupan budaya
Di bidang budaya, terlihat jelas dengan
adanya pembangunan Masjid Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang
utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid
itu sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid) itulah
Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasar-dasar syahadatain
(perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut agama
Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta,
Surakarta, dan Cirebon.
f.
Faktor Kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan
ini adalah :
1.
Mundur dan runtuhnya Majapahit,
2.
Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya V mendapat
dukungan dari parawali yang sangat dihormati,
3.
Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan majapahit dan mendukung
Raden Patah,
4.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
5.
Pusaka kerajaan Majapahti sebagai lambang pemegang kuasa diberikan kepada
Raden Patah.
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan ini adalah :
1.
Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana,
2.
Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan,
3.
Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.
4. Kerajaan Banten
a.
Letak geografis
Terletak di ujung barat Pulau Jawa, yaitu
di daerah Banten, Jawa Barat.
b.
Kehidupan politik
Pendiri kerajaan ini adalah Hasanudin yang
mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja – raja
yang memerintah kerajaan ini adalah : Panembahan Yusuf, Maulana Muhammad, Abu
Mufakir, dan Sultan Ageng Tirtayasa.
c.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Banten bertumpu
pada bidang perdagangan karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada
sebagai daya tarik yang kuat bagi pedagang asing.
d.
Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal
balik, Kerajaan akan membina hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin
membina hubungan baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten
menerapkan sistem perlawanan terhadap bangsa manapun yang ingin menganggu
kedaulatan Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada masa Sultan Ageng
Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan Sultan Haji Kerajaan Banten
justru mengalami keruntuhan karena pada masa itu Kerajaan Banten berada dibawah
naungan Belanda yang ingin menguasai pemerintah dan perekonomian Banten
sepeunuhnya. Sejak kematian Sultan Ageng Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten
mengalami banyak kemunduran karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara
hingga akhirnya Banten dikuasai oleh Belanda.
e.
Kehidupan budaya
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat
materi dari Kerajaan Banten berupa bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya
mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Islam. Contoh dari peninggalan tersebut
bisa kita lihat pada adanya pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan
Banten, masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah. Contoh dari
masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid Agung, Masjid Banten,
Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjid-masjid lainnya. Selain masjid
hasil peninggalan kebudayaan berupa materi berupa hasil karya sastra berupa
nyanyian-nyanyian bernada islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai
cerita-cerita bertema islam. Selain peninggalan satra juga terdapat bangunan
peninggalan istana pada masa Kesultanan Banten, contoh dari bangunan tersebut
adalah Gedung Timayah, Keraton Kalibon, dan Keraton Surosowan.
Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan materi yang bercorak islam karena
dibangun pada masa kekusaan Kerajaan Banten yang bercorak islam.
f.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan
ini adalah :
1.
Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2.
Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
3.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan ini adalah :
1.
Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
2.
Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan
Banten.
5. Kerajaan Makassar/Gowa-Tallo
a.
Letak geografis
Terletak di Sulawesi Selatan yang memiliki
posisi yang penting karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.
b.
Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Makassar adalah
Sultan Alauddin. Ia raja pertama yang memeluk agama Islam. Dan selama
pemerintahannya, ia membuat masyarakat Makassar menjadi sejahtera. Selain
Sultan Alauddin, ada Sultan Mahmud Said, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasomba
yang pernah memerintah kerajaan Makassar.
c.
Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu
pada perdagangan dan pelayaran. Dengan berkembangnya Makassar sebagai pusat
perdagangan wilayah timur, mengakibatkan warga asing berdagang di Makasar.
d.
Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Makassar adalah
feudal. Masyarakat Makassar dibebankan atas tiga lapisan atau kelas. Kelas
tertinggi bergelar karaeng yang terdiri dari kaum bangsawan, tumasaraq adalah
gelar untuk rakyat biasa, dan ata untuk hamba sahaya.
e.
Kehidupan budaya
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari
Kerajaan Makassar adalah keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang
disebut pinisi dan lambo.
f.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan
ini adalah :
1.
Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang
internasional.
2.
Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan ini adalah :
1.
Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan,
2.
Tidak ada regenerasi yang cakap.
6. Kerajaan Mataram Islam/Mataram Kuno
a.
Letak Geografis
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah
dengan daerah intinya disebut Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh
pegunungan dan gunung-gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung
Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Merapi,
Pegunungan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, Gunung Kidul. Daerah itu juga
dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo,
dan yang terbesar dalah Sungai Bengawan Solo.
b.
Kehidupan politik
Raja pertama yang memerintah adalah
Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
Setelah Sutawijaya wafat, digantikan oleh putranya yaitu Mas Johang yang
bergelar Sultan Anyakrawati.
c.
Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari
Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari
sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi,
Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang
mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus
perdagangan Kerajaan Mataram.
d.
Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra,
ditafsirkan sudah teratur. Hal ini dilihat melalui cara pembuatan candi yang
menggunakan tenaga rakyat secara bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan
candi ini menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya.
e.
Kehidupan budaya
Kerajaan Syailendra banyak meninggalkan
bangunan-bangunan candi yang sangat megah dan besar nilainya, baik dari segi
kebudayaan, kehidupan masyarakat dan perkembangan kerajaan. Candi-candi yang
terkenal seperti telah disebutkan di atas adalah Candi Mendut, Pawon,
Borobudur, Kalasan, Sari, dan Sewu.
f.
Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan
pada masa Sultan Agung. Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan
agama. Beliau mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa,
menciptakan penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti
penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.
g.
Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat
kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda.
Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian
rakyat dikerahkan untuk berperang.
7. Kerajaan Pajang
a.
Letak geografis
Terletak di daerah Kartasura, dekat
Surakarta/Solo, Jawa Tengah.
b.
Kehidupan politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak
dilanda perang saudara antara Pangeran Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran
Sekar Sedo Lepen (adik Trenggono) dan dimenangkan Prawoto. Aryo Penangsang,
anak Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima kematian ayahnya. Kemudian Aryo
Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan keluarganya. Pangeran Prawoto
mempunyai putra benama Arya Pangiri. Dengan bantuan Joko Tingkir (adik ipar
Trenggono), Arya Pangiri membalas kematian ayahnya. Kemudian Joko Tingkir naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang pada 1552. Joko Tingkir
menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya.
Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang disahkan oleh Sunan Giri dan
mendapat pengakuan pea adipati di Jawa. Saat itu Demak hanya sebagai daerah
kecil yang dipimpin Arya Pangiri. Di antara pengikut Adiwijaya yang dianggap
berjasa adalah Kyai Gede Pemanahan. Kyai ini diberi hadiah tanah pemukiman di
Mataram (Kota-Gede, Yogyakarta). Kyai Gede Pemanahan dianggap sebagai perintis
berdirinya kerajaan Mataram Islam. Kyai Gede Pemanahan meninggal pada 1575 dan
diganti putranya yang benama Sutawijaya. Joko Tingkir wafat pada 1582 dan
digantikan putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama kemudian Pangeran
Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak). Kerajaan Pajang
kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak disukai rakyat sehingga timbul
perlawanan yang dipimpin Pangeran Benowo yang dibantu Sutawijaya. Perlawanan
itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik takhta dan memindahkan pusat
pemerintahan ke Mataram. Sutawijaya menjadi raja pertama di Kerajaan Mataram.
c.
Kehidupan ekonomi
Pajang terletak di daerah pedalaman
sehingga kerajaan ini menitikberatkan mata peneaharianya dari pertanian dengan
hasil utamanya beras.
d.
Kehidupan sosial
e.
Kehidupan budaya
f.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan
ini adalah :
1.
Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
2.
Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
3.
Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara
lambat lau dikenal di pedalaman Jawa.
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan ini adalah :
1.
Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal,
2.
Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.
8. Kerajaan Ternate-Tidore
a.
Letak geografis
Secara geografis kerajaan ternate dan
tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara sulawesi dan irian jaya letak
terletak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa
itu.
b.
Kehidupan politik
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan
kecil, diantaranya Kerajaan Ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan
lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika
bangsa Portugis masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, hal ini
dikarenakan Portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol
memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk
menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan Perjanjian Saragosa. Dalam
perjanjian tersebut bangsa Spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke
Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku. Raja pertama kerajaan ini
adalah Sultan Hairun. Setelah ia meninggal, ia digantikan oleh putranya yang
bernama Sultan Baabullah.
c.
Kehidupan ekonomi
Tanah di Kepulauan Maluku itu subur dan
diliputi hutan rimba yang banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di
kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan
rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting.
Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya
persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian
masyarakat.
d.
Kehidupan sosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan
Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah.
Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama
Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon,
berkat kegiatan Fransiskus Xaverius. Sebagian dari daerah maluku terutama
Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang
perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk memancing
pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi
maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang
Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang
berkuasa. Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah
memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini
menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan
semakin tertekannya kehidupan rakyat. Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar
biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan
Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni
Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat
memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.
e.
Kehidupan budaya
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh
aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk
menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat
Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya
kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
f.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan
ini adalah :
1.
Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku,
2.
Wilayah kekuaaan Tidore cukup luas,
3.
Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya.
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan ini adalah :
1.
Adu domba Kerajaan Tidore yang dilakukan bangsa asing,
2.
VOC berhasil menguasai perdagangan rempah – rempah di Maluku.
9. Kerajaan Cirebon
a.
Letak geografis
Terletak di Pantai Utara Jawa Barat dan
menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.
b.
Kehidupan politik
Sumber-sumber setempat menganggap pendiri
Cirebon adalah Walangsungsang, namun orang yang berhasil meningkatkan statusnya
menjadi sebuah kesultanan adalah Syarif Hidayatullah yang oleh Babad Cirebon
dikatakan identik dengan Sunan Gunung Jati (Wali Songo). Sumber ini juga
mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah keponakan dan pengganti Pangeran
Cakrabuana. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.
Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah kerajaan Islam, Sunan Gunung Jati
berusaha mempengaruhi kerajaan Pajajaran yang belum menganut agama Islam. Ia
mengembangkan agama ke daerah-daerah lain di Jawa Barat. Setelah Sunan Gunung
Jati wafat (menurut Negarakertabhumi dan Purwaka Caruban Nagari tahun 1568),
dia digantikan oleh cucunya yang terkenal dengan gelar Pangeran Ratu atau
Panembahan Ratu. Pada masa pemerintahannya, Cirebon berada di bawah pengaruh
Mataram. Kendati demikian, hubungan kedua kesultanan itu selalu berada dalam
suasana perdamaian. Kesultanan Cirebon tidak pernah mengadakan perlawanan
terhadap Mataram. Pada tahun 1590, raja Mataram , Panembahan Senapati, membantu
para pemimpin agama dan raja Cirebon untuk memperkuat tembok yang mengelilingi
kota Cirebon. Mataram menganggap raja-raja Cirebon sebagai keturunan orang suci
karena Cirebon lebih dahulu menerima Islam. Pada tahun 1636 Panembahan Ratu
berkunjung ke Mataram sebagai penghormatan kepada Sultan Agung yang telah
menguasai sebagian pulau Jawa. Panembahan Ratu wafat pada tahun 1650 dan
digantikan oleh putranya yang bergelar Panembahan Girilaya. Keutuhan Cirebon
sebagai satu kerajaan hanya sampai pada masa Panembahan Girilaya (1650-1662).
Sepeninggalnya, sesuai dengan kehendaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh dua
putranya, Martawijaya (Panembahan Sepuh) dan Kartawijaya (Panembahan Anom).
Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan dengan gelar Syamsuddin,
sementara Panembahan Anom memimpin Kesultanan Kanoman dengan gelar Badruddin.
Saudara mereka, Wangsakerta, mendapat tanah seribu cacah (ukuran tanah sesuai
dengan jumlah rumah tangga yang merupakan sumber tenaga). Perpecahan tersebut
menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga pada tahun 1681
kedua kesultanan menjadi proteksi VOC. Bahkan pada waktu Panembahan Sepuh
meninggal dunia (1697), terjadi perebutan kekuasaan di antara kedua putranya.
Keadaan demikian mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.
c.
Kehidupan ekonomi
Setelah perjanjian 7 Januari 1681 antara
kerajaan Cirebon dan VOC, keraton Cirebon semakin jauh dari kehidupan kelautan
dan perdagangan, karena VOC memegang hak monopoli atas beberapa jenis komoditas
perdagangan dan pelabuhan.
d.
Kehidupan sosial
Cirebon berasal dari kata “caruban” yang
artinya campuran. Diperkirakan masyarakat Cirebon merupakn campuran dari
kelompok pedagang pribumi dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut
Islam. Menurut Sumber berita tertua tentang Cirebon, satu rombongan keluarga
Cina telah mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling terkemuka adalah
Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama Islam kemudian mendapat
kepercayaan dari pemerintah Demak untuk mendirikan perkampungan di daerah
Barat. Atas kesungguhan dan ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah
perkampungan yang disebut Cirebon.
e.
Kehidupan budaya
Keraton para keturunan Sunan Gunung Jati
tetap dipertahankan di bawah kekuasaan dan pengaruh pemerintah Hindia Belanda.
Kesultanan itu bahkan masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun tidak
memiliki pemerintahan administratif, mereka tetap meneruskan tradisi Kesultanan
Cirebon. Misalnya, melaksanakan Panjang Jimat (peringatan Maulid Nabi Muhammad
Saw) dan memelihara makam leluhurnya Sunan Gunung Jati.
f.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan
ini adalah :
1.
Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
2. Pada abad ke-17 dan ke-18 di
keraton-keraton Cirebon berkembang kegiatan-kegiatan sastra yang sangat memikat
perhatian.
g.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran
kerajaan ini adalah :
1.
Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon
menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC.
2.
Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan
kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan kedudukan
VOC semakin kokoh.
3.
Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa
Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC.
Komentar
Posting Komentar